May 20, 2010

this kind of love

Gue kenal pasangan suami istri yang kerja di satu kantor berbarengan, beda divisi pastinya. Mereka part time dan punya perusahaan professional sendiri di luar kantor. Kesan pertama tentang pasangan ini adalah mereka terlihat adem sekali. Damai sekali bukan karena mereka tampak mesra selalu memamerkan kemesraan, justru jauh sekali dari kadar kemesraan pastinya.

Gue lebih kenal istrinya, karena lebih sering kerja bareng. Suaminya cuma sekedar kenal kalau dia nyamperin istrinya atau kalau papasan dimana gitu. Suaminya, karena gue ga begitu kenal, jadi kesan yang gue punya adalah dia orang ramah dan tulus, soalnya dia selalu menyapa kalau ketemu dan sapaannya bener-bener sapaan, bukan sekedar basa-basi semata.

Soal istrinya, agak lebih sulit dipahami, karena gue lebih sering ketemu dan susah menebak jalan pikiran si istri. Awalnya gue melihat si istri sebagai seorang yang sangat pintar (yah suaminya juga pintar sih). Lalu gue melihat dia sebagai orang yang serius, sehingga gue agak segan sama dia, karena biasanya orang serius dan pintar itu selalu menjaga jarak.

Dan disinilah gue salah total. Sang istri benar-benar orang yang baik sekali. Dan lucu sekali. Dan perhatian sekali. Dan tulus sekali. She’s smart for sure. And she’s serious. But she knows about jokes. And when she smiles, it lights the room. I think I know why her husband seems so devoted to her. And I know why they deserve each other.

Melihat pasangan ini, pasangan yang tahap spiritual hubungannya sudah luar biasa tinggi, seperti melihat cinta yang sempurna dan dewasa. Hubungan suami istri ini sungguh seperti fairy tale. Lulus kuliah S1 lalu menikah dan langsung berangkat melanjutkan S2 di foreign country, just the two of them. And after that they’ve worked there. Sure their knowledge are extensive, tapi mereka tetap memutuskan untuk pulang ke Indonesia setelahnya. Dan mereka masih mau mendedikasikan hidupnya untuk pekerjaan yang jelas tidak sebanding dengan kemampuan mereka. Padahal bisa saja mereka konsentrasi dengan perusahaan mereka sendiri, jelas lebih menghasilkan dan menguntungkan dibanding pekerjaan kantor ini. Dan dengan mendedikasikan, maksud gue bener-bener berhasil mengubah sesuatu menjadi lebih baik. Dan mereka tetap bisa mengatur dua pekerjaan tersebut, antara kantor dan perusahaan mereka sendiri dengan baik.

Sungguh kombinasi dan kerjasama yang luar biasa sebagai sebuah partner. Apa karena cinta mereka sempurna dan dewasa maka bisa mencapai tahap tersebut? Atau mereka mempelajari tahapan ini perlahan-lahan? Akan tetapi pasangan muda yang berani memutuskan menikah dan berhasil membina hubungan sedewasa ini sampai setelah puluhan tahun menikah adalah suatu cerita istimewa. There’s love, platonic love, the kind of love we’ve been searching in this life and they have it for sure.



Bukan berarti hidup mereka semua sempurna, karena dibalik kebahagiaan mereka memiliki satu sama lain, mereka tidak dikaruniai anak. Dan jujur sampai sekarang gue ga pernah berani menanyakan hal tersebut. Itu urusan pribadi mereka dan bukan hak gue buat tau dan jujur gue ga pengen tau juga. Informasi itu sometimes lebih baik disimpan saja sendiri karena banyak orang lain yang suka menggunakan informasi untuk menjatuhkan seseorang.

Dan buat gue, tanpa anak pun hidup mereka cukup bahagia, karena mereka memiliki satu sama lain. Bukankah itu yang kita cari di dunia? Pasangan yang mencintai segala kelebihan dan kekurangan kita sampai kapan pun juga? Pasangan yang selalu ada disisi kita dan memperhatikan kita? Pasangan yang menjadi dunia kita dan menganggap kita adalah dunianya? I want that kind of love. I want it. And I’m going to get it, no compromise, because I want it all, no less. Just wait and see, I'm going to get it someday.

2 comments:

amadea said...

menurut gue, semua pasangan suami istri yang bisa mempertahankan keluarganya tetap harmonis dan tetap utuh, dan bisa mempertahankan janji pernikahan sampai maut memisahkan, bener-bener pasangan yang ideal. and i do want that :) smoga kita juga nantinya bisa punya kehidupan pernikahan yg kaya gitu ya nya.. aminn

Vanya Alessandra said...

you're going to get that someday kok dea.. the time will come.

Post a Comment