November 12, 2010

Obama di Hari Pahlawan

Kemarin tepat tanggal 10 November negara kita merayakan peringatan Hari Pahlawan. Anehnya, sepertinya sudah jarang ada yang mengingat mengenai peringatan semacam ini. Buktinya kalau melihat timeline facebook dan twitter di hari itu, isi beritanya melulu mengenai Obama. Obama begini, Obama begitu. Pujian, kekaguman, membandingkan segala ini dan itu tentang Obama.

Bukannya apa, Obama pasti hebat, saya yakin. Namanya juga presiden Amerika Serikat, The United States of America, negara super power yang paling berkuasa di dunia (katanya). Bukan suatu hal yang luar biasa kalau Obama ternyata bisa membuat kagum orang Indonesia, come on, dia berhasil memenangkan suara di pemilu Amerika, tentu karismanya melebihi manusia biasa. Wajar lah kalau kita terkagum-kagum ama karisma dia.

Yang lucu itu celetukan-celetukan gak penting macam, ‘coba presiden kita kayak dia’ atau ‘coba bandingin sama pemerintah kita’. Baca celetukan kayak gitu bikin saya ingat pada kata-kata terkenal salah satu mantan presiden yang juga berasal dari Amerika Serikat, John F. Kennedy, dalam salah satu pidatonya.
And so, my fellow Americans, ask not what your country can do for you; ask what you can do for your country
Kalo dibalik ke diri sendiri, kira-kira kata-katanya menjadi seperti ini, ‘jadi bangsa Indonesia, apa yang sudah kamu lakukan untuk bangsamu?’

Misalnya sudah bayar pajak belum? Atau malah bilang, ‘Paling pajaknya dikorupsi’. Dikorupsi atau enggak kan tetap adalah kewajiban anda untuk membayar. Kalau tidak bayar artinya anda semua juga koruptor dong. Lagipula, hanya karena orang lain melakukan kesalahan kenapa anda semua juga harus ikutan salah? Kalau dana yang anda bayarkan dikorupsi, biarlah itu menjadi dosa mereka saja kan.

Contoh lainnya lagi, misalnya makian terhadap pemerintah soal macet. Peraturan tata kota Jakarta mungkin memang agak kacau, tapi sebagai rakyat bukannya kita membantu menambah kekacauan itu? Mobil seorang satu, akibatnya macet. Buang sampah sembarangan, akibatnya banjir, dan tentunya macet. Penghilangan penghijauan (bahkan pada rumah tinggal sekalipun) akibatnya juga banjir dan tentu hasilnya macet. Wajar dong kalau akibat dari semua kesalahan kita bersama menumpuk jadi satu dan muncul sekarang.

Lagipula saya yakin kalau presiden kita adalah presiden yang capable sekali. Masalahnya cuma masalah di Indonesia tuh terlalu banyak dan rumit. Bayangkan saja, sekali menjabat dia harus menyelesaikan masalah transportasi (macet, banjir, apapun), bencana alam bertubi-tubi, perang suku, masalah perpecahan keagamaan, masalah penting lainnya, masalah gak penting lainnya, dan yang paling memusingkan dan selalu ada tentu adalah masalah ekonomi.

Apa gak pusing tuh jadi seorang presiden? Belum tentu kalau Obama diletakkan di kursi kepemimpinan Indonesia maka dia bisa menyelesaikan masalah-masalah yang ada di Indonesia. Kalau begitu kan ngapain membandingkan? Coba sedikit saja menumbuhkan rasa nasionalisme. Atau kalau tidak bisa menumbuhkan nasionalisme, ya coba distop keluhannya. Kritik boleh, tapi sejajar dong sama tindakannya.

Maybe our life will be easier if we stop complaining and start to make the best of it.

0 comments:

Post a Comment