April 8, 2010

Mungkin Tuhan lagi kangen sama lo

*dedicated to my-soulmate-sister. dear God, how I miss you, ma’chere..

Persis seperti para wanita yang sedang berada di area quarter life, seperti usia gue saat ini, biasanya sering mengalami apa yang namanya pergolakan pikiran yang diberi istilah quarter life crisis. Bukan berarti gue sedang mengalami apa yang sering disebut sebagai quarter life crisis itu ya. Okay, maybe a little of it, but I’m not stupid enough to bury myself in it. Life’s too precious to waste for that useless phase.

Pada saat-saat seperti ini, pertanyaan yang sering muncul adalah pertanyaan macam ‘habis ini mau ngapain?’ yang merujuk ke kehidupan masa depan sekitar 5-10 tahun ke depan. Entah kenapa pertanyaan itu selalu muncul di benak gue belakangan ini, bener-bener baru belakangan ini. Entah ada sekrup di otak gue yang baru kepasang, atau jangan-jangan malah lepas, soalnya sebelum masa ini gue sama sekali ga mikirin soal ini sama sekali.

Pertanyaan ini mulai muncul sekitar akhir tahun kemarin dan terus berlanjut sampai sekarang, berputar di benak gue tiada henti. Kalau boleh jujur, bukannya gue ga ada bayangan sama sekali mengenai masa depan yang gue maksud itu. Unconsciously, ternyata otak gue sebenarnya sudah mencoba merumuskan segala rencana tersebut lengkap dengan plan A dan plan B-nya. Yah begitulah akibat dari karakter zodiac virgo bergolongan darah a yang melankolis, tipikal orang perfeksionis yang selalu membuat rencana dalam benak ini. Walaupun sebal dan ingin berhenti berpikir, akan tetapi tetap saja sang otak memutuskan berkata lain dan terus menjalankan proses pembuatan rencana tersebut. Ya ampun, apa benak gue gak capek ya tiap rencananya dipatahin sama Tuhan tanpa tedeng aling-aling. Tobat dong, tobat.

Pada intinya, sebenernya masalah masa depan tidak terlalu mengganggu benak gue. Masih dalam ambang batas normal seperti layaknya kekhawatiran mengenai hujan apa enggak sore nanti, macet apa enggak besok pagi, apakah pekerjaan bakal selesai hari ini, mau makan apa ya siang nanti, segala macam kekhawatiran tidak berarti seperti itu yang sering muncul tetapi sama sekali tidak mengganggu jalannya kehidupan sehari-hari. Tapi walau tidak mengganggu, pertanyaan itu selalu ada disana, terus berputar kembali layaknya kaset rusak, dan frekuensi kemunculannya semakin sering belakangan ini. It’s start to disturbing my inner peace.

Selain pertanyaan masa depan, pertanyaan yang sering muncul lainnya adalah mengenai masalah pasangan atau pacar, jelas dan tentu baru sampai tahap situ, bukan sampai pasangan hidup atau jodoh. Pertanyaan itu muncul sebagian besar sebenernya karena lingkungan sekitar gue yang kondusif untuk pertanyaan macam romantisme seperti pacaran. Kenapa? Ya itu simple karena pembicaraan macam itu sering muncul disekitar gue.

Di rumah, bonyok sepertinya mulai khawatir kenapa anaknya yang besar tampak tidak tertarik dengan yang namanya pacaran saat ini. Bonyok malah berulang kali mempertanyakan alasan kesendirian gue, apa jangan-jangan gara-gara masih menyimpan memori soal the x-files (sungguh sumpah ayahanda dan ibunda, bukan karena itu). Gejala khawatir bonyok keliatan jelas kalau weekend gue terlihat seperti mau pergi. Mereka akan mulai mengeluarkan pertanyaan macam ‘sama siapa? cewek apa cowok?’ Since when they care whether I’m going out with man or woman?

Di keluarga besar, cukup dikatakan bahwa saat pertemuan keluarga besar adalah salah satu saat yang paling menyebalkan saat ini. Kalau punya pacar pertanyaannya kapan married. Kalau ga punya pacar pertanyaannya kapan mau nyari. Apapun reaksi gue dari pertanyaan itu pada akhirnya hasilnya bakal disodorin segala kenalan mereka yang single. Holy crap.

Di kantor, nah, kantor itu sebenarnya adalah lembaga biro jodoh yang bergerak di kedok industri. Setiap saat selalu ada saja orang-orang non-lajang yang menanyakan mengenai status. Sepertinya dalam dunia ini status single adalah dosa. Dan again, akhir yang dituju adalah mengenalkan sebanyak mungkin orang single dengan orang single lainnya. Aih.

Tapi semua itu belum seberapa dibanding tontonan yang disuguhkan oleh budaya kapitalis Jakarta. Setiap jalan ke mal, atau menonton bioskop, atau makan di restoran, atau kemanapun deh, dimana-mana selalu saja ada kumpulan pasangan yang terlihat sangat menikmati dunia mereka. Jealousy is one ugly thing, but I can’t help it at all. It’s like thinking about what’s wrong in me that I haven’t found someone at all. Silly thought, because I’m sure there’s nothing fatally wrong in myself. I’m not saying that I’m flawless, nobody’s perfect, right? But really, I think I’m not that bad.

Self pitying really doesn’t suit me at all. The only problem that I, and every single person in this world, am still single is that because the time hasn’t come yet. Come on, from 1 billion singles in this world (5 billions people in the world minus 2 millions under-ages minus 1 billion already married minus 1 billion elderly), I’m pretty sure someone out there is going to suit me perfectly. I do have many great qualities and it’s not my fault (or our fault, every singles out there!) that my status is still single. It’s just the time hasn’t come yet.

Gue sadar betul dengan fakta itu, dengan statistic itu, dengan keadaan itu. Gue sadar tapi entah kenapa tetap terasa ada riak-riak kegelisahan ketika membicarakan masalah pasangan itu. Dan itulah saat ketika teman gue menghibur dengan ucapannya yang khas.

‘Mungkin Tuhan lagi kangen sama lo nya. Makanya dijauhin dikit.’
‘Hah?’
‘Biar lo berdoa.’


Smart ass. That kind of smart and witty words cuma bisa keluar dari mulut, atau pikiran, temen gue yang satu ini.

Anyway, maybe that’s so true, God want me to state my pray right away. Not pleading to Him, or just hoping and wishing, or anything unclear, but states it clearly. Sampai saat ini gue selalu doa dalam bentuk kepasrahan, ga berani meminta atau memohon, hanya menyerahkan semuanya ke tangan Tuhan. Mungkin Tuhan pengen tau sebenernya apa mau gue sebenarnya. That way I’ll learn to make some important decisions myself, not throwing all of it in God’s hand and blame Him for everything later. That way He’ll know what I want and teach me to respecting His decisions and stop blaming Him for everything bad that happen later. He just want to know what we’ve want in this life.

Because I do believe God’s always answering your prayer. What we should do is just telling Him and waiting His answer to come. It might be yes and He’ll give you right away, it might be no and He’ll give you another one, or it might be wait and you simply just need to wait till the answer come.

Ask and it’ll be given to you, because I think God want us to make our decisions sometimes.

4 comments:

amadea said...

yes, indeed. ask, and it'll be given to you. He knew already what you have been wishing for, but still, He still want you to ask. Tell Him what you want and wait patiently for the answer :) sometimes He 'll give a very surprising answer in a very surprising timing :)

happy waiting!

Vanya Alessandra said...

i do hope so, dea :)

admin said...

hmm persis banget ama kondisi gue... tapi ga tahu yah, berhubung lu tahu latar belakang gue kaya apa, gue mutusin stay single sampe waktu yang tepat. tapi emang gue sendiri awkward sih kalau disuruh nyari cewe untuk hubungan yang lebih serius.

sampe otak gue bisa settled, nyari pasangan kayanya ga akan masuk priority list jangka pendek gue, karena gue ga mau mengulang sejarah.

Vanya Alessandra said...

cms: ergh, out of the topic, ur signature kinda getting me annoyed when i wrote it :( anyway, jujur sih gue juga gak nyari2 amat, too complicated sama kondisi gue n rencana gue skrg.. i've told you about it about 3 months ago right?

Post a Comment