there some rules I need to follow.
One is being independent. Never put your life on someone else’s hand. Don’t always put yourself under someone, or behind someone. But remember not to put yourself on top or in front either.
Two is always remembering your fate. Woman is always a woman. You may work, you may be independent, but woman always need a man beside her.
Three is no matter how hard the circumstances, a real woman never shows her emotion in public. Don’t cry in public. Don’t scream in public. Don’t kick someone in public. Be a real lady, or if you are not, act like a real lady.
Four is never use your tears to push others. It won’t work, and you’ll regret it later.
Five is just be yourself. You are not perfect, so instead of try to be perfect why don’t you find someone who thinks that you are perfect.
October 27, 2010
October 26, 2010
Prasangka Duniawi
Entah sejak kapan perbedaan beragama mengakibatkan manusia menjadi lebih sensitive dan curigaan. Contohnya, banyak orang merasa bahwa hubungan pertemanan dua orang yang berbeda agama biasanya memiliki hidden agenda kalau salah satunya mengajak yang lainnya beribadah di tempat ibadahnya. Akibatnya manusia selalu membuat sebuah prejudice kalau ada teman yang berbeda agama yang mengajak teman lainnya ke tempat ibadahnya. Beginilah kalau manusia lupa menempatkan diri di posisi orang lain, jadinya selalu gak akan bisa mengerti maksud orang lain tersebut dengan baik. Padahal alasan orang ngelakuin sesuatu belon tentu sama dengan alasan yang ada di benak kita.
Toleransi antar umat beragama yang udah diajarkan dari jaman sekolah dasar ternyata sangat susah dilakukan dalam kehidupan nyata. Saking fanatiknya jaman ini, akibatnya begitu topik beda agama diangkat sedikit aja akibatnya timbul perasaan gak nyaman. Padahal belon tentu tujuannya sengaja untuk tidak menghormati dan menghargai agama lainnya. Lagi-lagi contohnya ya ajakan beribadah itu. Memang banyak juga sih orang yang mengajak beribadah ke tempat ibadahnya dengan tujuan untuk mengubah agama orang lain tersebut menjadi agama yang sama dengannya. Akan tetapi ada juga alasan sentimental lainnya (yang baru gue sadari belakangan ini).
Misalnya alasan simple seperti minta ditemenin. Rasanya wajar ya kalau seorang manusia mengajak sahabat baiknya beribadah ditempatnya walau agamanya beda. Toh orang memang biasa mengajak sahabatnya ke mal, nonton, jalan, nongkrong, menginap, dan hal sehari-hari lainnya. Oleh karena itu akhirnya wajar dong kalau dia mengajak sahabatnya ke rumah ibadahnya untuk menemani dia. Rasanya wajar kalau seorang istri menemani suaminya beribadah ke tempat ibadah suaminya dan sebaliknya jika mereka berbeda agama. Rasanya wajar jika orangtua mengajak salah satu anaknya untuk beribadah ke tempat ibadahnya, apalagi jika pasangannya yang berbeda agama tidak ikut beribadah di tempat pasangannya tersebut.
Bukan berarti alasan mengajaknya itu untuk mengubah pegangan iman lainnya menjadi sama dengannya kan? Rasanya wajar kalau dilihat dari sisi kemanusiaan seperti itu, karena faktanya, pergi ke tempat ibadah sendirian itu rasanya sendirian sekali makanya wajar jika orang mengajak orang lain yang dekat dengannya untuk menemaninya. Memang ada alasan lainnya ketika orang mengajak beribadah, tetapi belon tentu alasannya menyangkut migrasi agama.
Tetapi agama memang tak salah lagi adalah topik yang sensitive. Kalau sudah melibatkan manusia lain jadinya pasti bercampur dengan prasangka manusiawi. Makanya sangat diperlukan penerapan yang kita dapatkan di sekolah dasar, yaitu toleransi antar umat beragama. Karena itu manusia sepertinya harus pintar-pintar menjaga diri dengan berhati-hati dalam membicarakan topic yang satu ini, selain demi menjaga dirinya juga demi menjaga perdamaian dalam komunitas.
Lagipula, bukannya agama itu urusan pribadi dengan Yang Di Atas ya? Siapa kita, manusia biasa, berani menilai sesuatu yang diluar kuasa manusia? Open your mind, people, because actually, God give us a pretty big mind. Don’t waste it.
Toleransi antar umat beragama yang udah diajarkan dari jaman sekolah dasar ternyata sangat susah dilakukan dalam kehidupan nyata. Saking fanatiknya jaman ini, akibatnya begitu topik beda agama diangkat sedikit aja akibatnya timbul perasaan gak nyaman. Padahal belon tentu tujuannya sengaja untuk tidak menghormati dan menghargai agama lainnya. Lagi-lagi contohnya ya ajakan beribadah itu. Memang banyak juga sih orang yang mengajak beribadah ke tempat ibadahnya dengan tujuan untuk mengubah agama orang lain tersebut menjadi agama yang sama dengannya. Akan tetapi ada juga alasan sentimental lainnya (yang baru gue sadari belakangan ini).
Misalnya alasan simple seperti minta ditemenin. Rasanya wajar ya kalau seorang manusia mengajak sahabat baiknya beribadah ditempatnya walau agamanya beda. Toh orang memang biasa mengajak sahabatnya ke mal, nonton, jalan, nongkrong, menginap, dan hal sehari-hari lainnya. Oleh karena itu akhirnya wajar dong kalau dia mengajak sahabatnya ke rumah ibadahnya untuk menemani dia. Rasanya wajar kalau seorang istri menemani suaminya beribadah ke tempat ibadah suaminya dan sebaliknya jika mereka berbeda agama. Rasanya wajar jika orangtua mengajak salah satu anaknya untuk beribadah ke tempat ibadahnya, apalagi jika pasangannya yang berbeda agama tidak ikut beribadah di tempat pasangannya tersebut.
Bukan berarti alasan mengajaknya itu untuk mengubah pegangan iman lainnya menjadi sama dengannya kan? Rasanya wajar kalau dilihat dari sisi kemanusiaan seperti itu, karena faktanya, pergi ke tempat ibadah sendirian itu rasanya sendirian sekali makanya wajar jika orang mengajak orang lain yang dekat dengannya untuk menemaninya. Memang ada alasan lainnya ketika orang mengajak beribadah, tetapi belon tentu alasannya menyangkut migrasi agama.
Tetapi agama memang tak salah lagi adalah topik yang sensitive. Kalau sudah melibatkan manusia lain jadinya pasti bercampur dengan prasangka manusiawi. Makanya sangat diperlukan penerapan yang kita dapatkan di sekolah dasar, yaitu toleransi antar umat beragama. Karena itu manusia sepertinya harus pintar-pintar menjaga diri dengan berhati-hati dalam membicarakan topic yang satu ini, selain demi menjaga dirinya juga demi menjaga perdamaian dalam komunitas.
Lagipula, bukannya agama itu urusan pribadi dengan Yang Di Atas ya? Siapa kita, manusia biasa, berani menilai sesuatu yang diluar kuasa manusia? Open your mind, people, because actually, God give us a pretty big mind. Don’t waste it.
October 21, 2010
bésame mucho
Hearing this song from place I couldn’t quite remember long time ago. I don’t know the title, the singer, the lyric, and the meaning. Forget about it for a long time. One day, few days ago, when I see our picture together, suddenly I remember those 2 words, bésame mucho. I don’t know the meaning of course and my curiosity forces me to search about it in Google (sure!) and find out that actually it’s song lyric. Download the song and when I play it, suddenly I recognize it. Memory is weird, dejavu of things we couldn’t quite remember consciously, but unconsciously, we had it there.
Bésame Mucho is a Spanish song written in 1940 by Mexican songwriter Consuelo Velázquez. According to Velázquez herself, she wrote this song even though she had never been kissed yet at the time, and kissing as she heard was considered a sin. She was inspired by the piano piece Quejas, o la Maja y el Ruiseñor by Spanish composer Enrique Granados.
Now I know the song, the title, the lyric, and the meaning. I even know part of the history. Now this song always reminds me of you.
bésame, bésame mucho (kiss me, give me many kisses)
como si fuera esta noche la última vez (as if tonight were the last time)
bésame, bésame mucho (kiss me, give me many kisses)
que tengo miedo a tenerte y perderte después (because i 'm afraid of having you then losing you)
quiero tenerte muy cerca (i want to have you very close)
mirarme en tus ojos, verte junto a mí (to see myself in your eyes, to see you next to me)
piensa que tal vez mañana (think that maybe tomorrow)
yo ya estaré lejos, muy lejos de tí (i'll be far, far away from you)
Bésame Mucho is a Spanish song written in 1940 by Mexican songwriter Consuelo Velázquez. According to Velázquez herself, she wrote this song even though she had never been kissed yet at the time, and kissing as she heard was considered a sin. She was inspired by the piano piece Quejas, o la Maja y el Ruiseñor by Spanish composer Enrique Granados.
Now I know the song, the title, the lyric, and the meaning. I even know part of the history. Now this song always reminds me of you.
bésame, bésame mucho (kiss me, give me many kisses)
como si fuera esta noche la última vez (as if tonight were the last time)
bésame, bésame mucho (kiss me, give me many kisses)
que tengo miedo a tenerte y perderte después (because i 'm afraid of having you then losing you)
quiero tenerte muy cerca (i want to have you very close)
mirarme en tus ojos, verte junto a mí (to see myself in your eyes, to see you next to me)
piensa que tal vez mañana (think that maybe tomorrow)
yo ya estaré lejos, muy lejos de tí (i'll be far, far away from you)
October 13, 2010
Anda sombong!
Kata-kata anda selalu sombong! Membuat orang yang mendengarnya menjadi iri bahwa ternyata ada hidup yang begitu berkecukupan tanpa pernah kurang satu apapun juga. Bukan karena materinya saja tetapi dari semua aspek kehidupan. Kata-kata anda selalu besar! Sangat panjang dan rumit dan terlihat hebat kalau didengarkan. Hanya untuk didengarkan saja karena kata-kata tidak bisa dilihat dan dipegang dan dirasa.
Tentu anda lebih hebat dari saya, toh saya bukan siapa-siapa. Saya masih awam, masih muda. Saya tidak memiliki otak super brilian layaknya anda. Saya tidak pernah menolong orang kesusahan seperti anda. Saya tidak pernah hidup dalam kondisi ideal dimana saya bebas menjadi diri sendiri tanpa harus memikirkan kesusahan hari esok. Ya, anda lebih beruntung dari saya, tentu anda sadar. Dan anda lebih pintar. Dan anda telah melakukan lebih banyak dari saya.
Tetapi anda tidak sempurna. Semakin banyak kelebihan dan kehebatan anda, semakin tidak sempurna jugalah anda. Karena anda sadar dengan kelebihan anda, dan anda bangga dengan kelebihan anda. Dan kesadaran serta kebanggaan itu jauh sekali dari kesempurnaan. Apalagi anda tidak bisa berkompromi dalam hidup. Anda bahkan selalu mencari kesempurnaan fisikal, padahal fisik itu fana. Anda mau hidup dalam kesempurnaan. Padahal justru dari ketidaksempurnaan maka kita bisa menghargai apa yang lebih.
Memang anda lebih dari saya, dan mungkin saya iri dengan hidup anda yang serba mudah hingga anda bisa menjadi sombong dan bangga seperti ini. Tetapi sadarkah anda bahwa semakin banyak kata maka semakin banyak diperlukan pembuktian. Dan bahwa selama ini anda bertahan karena bantuan dari para manusia tidak sempurna. Saya rasa anda mungkin lupa.
Tapi tidak apa-apa juga, karena ini bukan kritik. Siapa saya sampai bisa mengkritik anda si maha hebat. Saya belum tentu bisa melakukan hal sehebat anda, maka saya tidak punya hak untuk mengkritik bukan?
Saya hanya terpesona oleh kehidupan anda dan kesombongan didalamnya. Ya, saya terpesona bahwa ternyata anda sombong.
Tentu anda lebih hebat dari saya, toh saya bukan siapa-siapa. Saya masih awam, masih muda. Saya tidak memiliki otak super brilian layaknya anda. Saya tidak pernah menolong orang kesusahan seperti anda. Saya tidak pernah hidup dalam kondisi ideal dimana saya bebas menjadi diri sendiri tanpa harus memikirkan kesusahan hari esok. Ya, anda lebih beruntung dari saya, tentu anda sadar. Dan anda lebih pintar. Dan anda telah melakukan lebih banyak dari saya.
Tetapi anda tidak sempurna. Semakin banyak kelebihan dan kehebatan anda, semakin tidak sempurna jugalah anda. Karena anda sadar dengan kelebihan anda, dan anda bangga dengan kelebihan anda. Dan kesadaran serta kebanggaan itu jauh sekali dari kesempurnaan. Apalagi anda tidak bisa berkompromi dalam hidup. Anda bahkan selalu mencari kesempurnaan fisikal, padahal fisik itu fana. Anda mau hidup dalam kesempurnaan. Padahal justru dari ketidaksempurnaan maka kita bisa menghargai apa yang lebih.
Memang anda lebih dari saya, dan mungkin saya iri dengan hidup anda yang serba mudah hingga anda bisa menjadi sombong dan bangga seperti ini. Tetapi sadarkah anda bahwa semakin banyak kata maka semakin banyak diperlukan pembuktian. Dan bahwa selama ini anda bertahan karena bantuan dari para manusia tidak sempurna. Saya rasa anda mungkin lupa.
Tapi tidak apa-apa juga, karena ini bukan kritik. Siapa saya sampai bisa mengkritik anda si maha hebat. Saya belum tentu bisa melakukan hal sehebat anda, maka saya tidak punya hak untuk mengkritik bukan?
Saya hanya terpesona oleh kehidupan anda dan kesombongan didalamnya. Ya, saya terpesona bahwa ternyata anda sombong.
Subscribe to:
Posts (Atom)